Hampir sepanjang tahun 2020 ini kehidupan di seluruh negara banyak berubah, terutama disebabkan oleh perkembangan dan penyebaran pandemi virus COVID-19 (Corona). Bahkan menurut World Health Organization (WHO) pandemi virus ini sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi atensi dunia internasional.
Dari data organisasi Kesehatan dunia itu, 54 juta orang di seluruh dunia dan kian bertambah diketahui terjangkit atau terinfeksi. Selain itu lebih dari 1 Juta orang di dunia telah meninggal (data per 18 November 2020).
Di tanah air perkembangan wabah ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan jumlah kasus. Rata-rata beberapa daerah di Indonesia terus mengalami angka kenaikan kasus dan banyak pakar mengatakan jika puncak kasus pada semester awal tahun depan.
Di Kota tempat saya tinggal sendiri, penyebaran wabah virus Corona juga belum menampakkan penurunan yang berimbas pada kegiatan saya yang lebih banyak di rumah (Work From Home).
Fyi, pandemi yang mengguncang dunia ini juga memiliki berbagai macam variasi penularan, semisal mulai dari tidak ada mengindikasikan gejala atau orang tanpa gejala (OTG), indikasi ringan seperti nyeri tenggorokan, batuk, demam sampai indikasi berat, seperti susah bernapas (sesak) hingga kematian.
Tentunya beragam indikasi atau gejala ini juga dipengaruhi dengan berbagai macam alasan. Usia, imunitas tubuh, penyakit berat akut yang pernah diderita sebelumnya menjadi beberapa alasan yang menjadi pendukung seorang pasien terkena virus COVID-19. Salah satu yang harus saya dan teman-teman waspadai adalah penyakit penyerta yang dalam kondisi tertentu dapat memperparah penyakit Covid-19, salah satunya adalah diabetes melitus.
[toc]
Apa itu Diabetes?
Dari informasi yang saya dapat dari orang terdekat dan beberapa informasi dari web kesehatan, penyakit Diabetes merupakan suatu keadaan saat kadar gula (glukosa) di dalam darah tinggi. Tubuh kita memproduksi insulin di mana merupakan hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, yang memiliki fungsi untuk memecahkan gula yang dikonsumsi dalam makanan yang kita konsumsi.
Apabila terjadi penurunan produksi dan/pemanfaatan insulin bisa menyebabkan diabetes. Bila tidak segera diobati atau tak terkontrol, Diabetes bisa membawa dampak masalah serius, semisal penyakit jantung, kebutaan, stroke, gagal ginjal dan penyakit bahaya dan mengancam nyawa lain seperti COVID-19.
Ini membuat siapapun termasuk saya untuk segera berubah dalam gaya hidup, makan, olahraga dan lainnya. Agar terhindar dari penyakit ini, apalagi bobot tubuh saya yang tak lagi ideal.
Oleh sebab itu perlu adanya wawasan, pemahaman serta pengetahuan yang cukup untuk bisa membantu orang-orang mengendalikan dan mencegah diabetes, terutama di saat pandemi ini.
Cara Mencegah Diabetes Melalui Sun Life D’talks
Edukasi, wawasan atau pengetahuan itu bisa di dapat dari mana saja. Salah satunya melalui talk show/bincang-bincang yang diadakan berbagai macam stakeholder terkait. Beruntungnya saya, di kala pandemi saat ini kebanyakan kegiatan talk show tersebut dilakukan secara daring.
Kesempatan yang saya dapat kali ini adalah dengan mengikuti Sun Life D’talks. Sebuah program talk show secara daring (webinar) yang mengupas berbagai hal, termasuk salah satunya membicarakan beberapa topik cara mencegah diabetes. Apalagi acara ini dilakukan berkaitan dengan bulan peringatan bulan awareness diabetes (14 November Hari Diabetes Internasional).
Acara ini sendiri diselenggarakan oleh PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life Indonesia) dengan menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya. Acara dikemas dengan menarik sehingga selain mendapatkan wawasan dan pengetahuan juga membuat interaksi antara peserta dan narasumber semakin seru.
Sun Life Indonesia sendiri sejak 2015 lalu dengan tegas memiliki komitmen dalam upaya melawan diabetes di Indonesia. Ada berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Sun Life semisal membantu meningkatkan pemahaman juga kepedulian terkait diabetes di antaranya melalui aktivitas ‘Sun Life Virtual Charity Run’ yang mengumpulkan donasi melalui event lari. Ada pula pemberian atau donasi kaki palsu hingga ikut dalam kegiatan Jakarta Diabetes Walk.
Dalam menyelenggarakan beragam aktivitas tersebut, Sun Life Indonesia berkolaborasi dengan Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/ Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Mulai dari 2015 kolaborasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di tanah air terhadap bahaya penyakit diabetes.
Kolaborasi ini diawali dengan membangun poliklinik edukasi terpadu diabetes mellitus untuk penderita diabetes dan keluarganya agar dapat mencegah terjadinya komplikasi.
D’talks, Mencegah dan Mengelola Diabetes Selama Pandemi
Acara diskusi secara daring yang pertama saya ikuti pada Jumat (27/11/2020) jam 15.00 WIB lalu dengan tema D’talks, Mencegah dan Mengelola Diabetes Selama Pandemi kolaborasi Sun Life bersama dengan RSCM dan Tropicana Slim. Webinar secara online melalui Zoom Meeting ini menghadirkan beberapa narasumber seperti :
- Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD (Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM – FKUI)
- Rendy Dijaya (Researcher form Health and Nutrition Science Nutrifood Research Center)
- Soraya Larasati (Artis dan Penggiat Olahraga).
Webinar ini juga dihadiri oleh Noviana Halim (Brand Manager Tropicana Slim Indonesia) dan Shierly Ge (Chief Marketing Officer Sun Life Indonesia), Kaiser Simanungkalit (VP Branding, Communications & Client Experience Sun Life Indonesia sebagai Moderator), nasabah dan peserta lainnya termasuk saya.
Informasi dari webinar yang saya ikuti ini seperti dikutip dari International Diabetes Federation, Indonesia ternyata berstatus waspada untuk penyakit diabetes. Dengan menempati urutan 7 dari 10 negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi. Di tanah air sendiri ada sekitar 6.2% atau 10.8 juta orang menderita penyakit diabetes atau bisa dikatakan 1 dari 25 orang di tanah air menderita diabetes. Meskipun mengkhwatirkan, kondisi ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi rata-rata di seluruh dunia dengan menunjukkan peningkatan. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang cukup untuk bisa mengurangi risiko diabetes.
WHO sendiri telah mengeluarkan data yang menjelaskan jika Covid-19 bisa menjadi penyakit yang berbahaya bagi pasien diabetes dan ini juga senada dengan data Satgas COVID-19 yang menjelaskan jika diabetes menjadi penyakit komorbid/penyakit penyerta terbanyak nomor dua pada infeksi Covid-19 di tanah air.
Dari webinar yang saya ikuti hampir 2 jam ini terdapat beberapa poin yang bisa menjadi pengetahuan dan wawasan untuk kita semua serta menjadi cara mencegah diabetes selama pandemi.
1. Noviana Halim
Ibu Noviana menyarankan kita semua agar bisa mengontrol kadar gula dara sebagai bentuk upaya dalam pencegahan diabetes. Lebih-lebih penyakit diabetes menjadi penyakit penyerta (komorbid) yang turut serta memperparah infeksi virus Corona sebanyak tiga kali lipat.
Belum lagi penyakit ini bisa membuat risiko penderita Covid-19 bertambah sebanyak dua kali lipat. Solusi yang tepat adalah dengan tetap memperhatikan, menjaga kestabilan gula darah penderita diabetes. Cara mencegah dan menjaga ini juga berlaku untuk orang-orang yang sehat.
2. Shierly Ge
Ibu Shierly mengajak berkolaborasi berkesinambungan dalam hal edukasi mencegah dan mengelola diabetes, terpenting pada saat pandemi yang tengah berlangsung. Edukasi-edukasi juga telah banyak dilakukan oleh Sun Life Indonesia dengan melibatkan keluarga dan Komunitas.
3. Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD
Penyakit diabetes menjadi penyakit nomor dua penyerta pasien COVID-19 dengan persentasi sebanyak 33.6% dari total pasien. Penyakit lain yang turut memperparah dan menjadi penyerta adalah hipertensi dan jantung.
Setiap kita disarankan untuk menjaga kadar gula darah, sebab bagi penderita COVID-19 yang memiliki kadar gula di bawah 10mM mempunyai tingkat ketahanan (mortalitas) 98.9%.
Singkatnya setiap pasien diabetes imunitas atau daya tahan tubuhnya sangat rentan, yang bisa menyebabkan saluran pernapasan mudah dimasuki oleh virus. Apabila imunitas atau daya tahan tubuhnya baik, virus bisa mati dengan imunitas tersebut. Sebaliknya jika lemah, maka virus bisa berkembang biak menembus paru-paru,ginjal, jantung dan organ-organ penting lainnya.
So.. sangat penting untuk mengendalikan gula darah dan menjaga daya tahan tubuh.
Mengelola diabetes juga harus didukung oleh keluarga, agar pada prosesnya bisa mengontrol atau dengan ABC.
A. A1c Hemoglobin (Periksa Kadar Gula Darah)
Dimana interpretasi pemeriksaan gula darah:
- Normal =< 6%
- Prediabates = 6% – 6.4%
- Diabates => 6.5%
B. Blood Pressure (Periksa Tekanan Darah)
Jika tekanan darah tinggi bisa memicu penyakit komplikasi lain
C. Cholesterol (Periksa Kadar Kolesterol)
Jika kadar gula sudah tinggi, tekanan darah tinggi, plus kolesterol tinggi maka ancaman diabetes dan jantung semakin jelas.
Penting untuk menjaga semuanya agar tetap sehat, apalagi di saat pandemi. Jika memang diharuskan ke Rumah Sakit, jangan takut dan datang sesuai dengan protokol kesehatan. Jaga juga asupan makanan selama pandemi.
4. Rendy Dijaya
Banyak fakta dan mitos beredar mengenai konsumsi gula. Salah satunya adalah mengenai gula jawa dan madu yang dianggap bisa sebagai pengganti pemanis dari gula pasir. Kenyataannya adalah semua itu mitos.
Semua jenis gula yang selama ini dianggap lebih sehat ternyata mengandung kalori yang hampir sama dengan gula putih. Apabila banyak dikonsumsi akan menyebebkan asupan kalori berlebih. Lebih penting lagi, gula-gula ini juga dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah dengan cepat.
Nutrisi konsumsi gula kita sehari-hari harus dibatasi dan asupan makanan direncanakan dengan baik. Apagila cara ini sudah dilakukan dan juga konsumsi karbohidrat yang sehat maka kadar gula darah nantinya bisa dikontrol dengan baik.
5. Soraya Larasati
Dari pengalaman Mba Soraya Larasati bagaimana dia tertarik menjalani bagian dari gaya hidupnya. Pada awalnya dia berolahraga karena menginginkan badan yang kurus, tetapi hal ini kemudian dianggapnya salah.
Olahraga menurutnya harus konsisten, jika hanya menginginkan badan kurus bisa saja terhenti di tengah jalan. Dan pastinya orang yang memiliki badan kurus juga belum berarti orang itu sehat.
Ada baiknya mengikuti atau menjalani olahraga yang paling disuka agar bisa dilakukan secara konsisten karena memang harus dilakukan terus menerus.
Soraya juga mengungkapkan jika sudah memiliki target dan konsisten menjalaninya, kita bisa jadi lebih positif dalam segala hal, lebih kreatif dan semangat menjalani aktivitas sehari-hari.
Simak diskusi lengkap webinar D’Talks melalui link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=AfKvLS1BeWg
D’talks, Olah Makanan Sehat, Diabetes Lewat
Setelah mendapatkan edukasi dan pengetahuan tentang diabetes melalui webinar Mencegah dan Mengelola Diabetes Selama Pandemi tentunya belum lengkap jika belum tau cara mengolah makanan yang cocok untuk diabetes.
Melalui webinar yang kedua yang dilakukan secara langsung melalui Instagram, Sun Life Indonesia mengundang Chef Marinka (Profesional Chef) untuk sharing dengan tema Olah Makanan Sehat, Diabetes Lewat.
Dalam webinar ini Chef Marinka sharing bagaimana mengolah makanan sehat yang bisa kita konsumsi. Semisal mengganti nasi yang tinggi gula dengan jali jali karena lebih sehat. Bisa juga menggantinya dengan shirataki rice atau bahkan outmeal glutten free. Kita juga bisa menggantinya dengan beras hitam atau beras merah.
Penderita diabetes juga lebih baik mengkonsumsi makanan tinggi protein. Semisal salmon, dada ayam, daging sapi tanpa lemak atau ikan tuna.
Beberapa tips lainnya dari Chef Marinka adalah
- Mengelola makanan yang baik dengan menggunakan Sistem Pan Fry dengan sedikit minyak, seperti di Grill untuk mendapatkan hasil yang smooky dari protein hewani
- Menggunakan Almond oil, Coconut oil, atau Olive oil karena mengandung antioksidan yang baik sekali untuk kesehatan
- Selain makanan yang sehat juga perlu adanya balance antara makanan dan olahraga.
So tips dari Chef Marinka ini bisa kita coba ya ?
Sejatinya pandemi yang terjadi hingga saat ini bisa mengajarkan kita dalam banyak hal. Oleh karena itu, kita perlu reboot your life. Mengatur ulang pola hidup sehat kita sehari-hari dengan menjaga konsumsi makanan sehat dan juga berolahragan Pastikan pula penghasilan kita disisakan untuk ditabung, dan tidak ada salahnya memproteksi diri untuk ketenangan hati dan pikiran selama pandemi.
Bermanfaat health education tersebut, mari membiasakan hidup sehat dengan rajin memperhatikan konsumsi halal dan thayyib…pengetahuan dan referensi ini bagus
Beruntung saya singgah ke sini, walau nggak ikut webinarnya, tapi mendapat rangkuman pengetahuan yang banyak tentang diabetes.
Sore ini tadi saya mendapat kabar kalau salah satu teman kantor saya meninggal karena Covid-19, beliau di rawat sejak 22 Desember 2020.
Semoga kita semua selalu sehat ya
Saya mulai mengganti nasi dengan beras merah
Mengubah cara menggoreng dengan pan seared dst
Target berikutnya minum air putih dalam jumlah banyak
Sun Life tahu banget bahwa penting untuk bertindak preventif daripada kebablasan sakit
Diabet ini dekat dg keluarga saya. Ibu 13 tahun diabet, sampai pada kepergiannya. Saudara2nya juga kena. Jadilah saiyah berusaha menjaga konsumsi gula. Bahkan saking menghindarinya, beberapa kali hipoglikemi ?
Yuk kita jaga kesehatan ya..
Diabet ini dekat dg keluarga saya. Ibu 13 tahun diabet, sampai pada kepergiannya. Saudara2nya juga kena. Jadilah saiyah berusaha menjaga konsumsi gula. Bahkan saking menghindarinya, beberapa kali hipoglikemi ?
Yuk kita jaga kesehatan ya..
Diabet ini dekat dg keluarga saya. Ibu 13 tahun diabet, sampai pada kepergiannya. Saudara2nya juga kena. Jadilah saiyah berusaha menjaga konsumsi gula. Bahkan saking menghindarinya, beberapa kali hipoglikemi ?
Yuk kita jaga kesehatan ya..
Penyakit yang sangat mematikan ini benar-benar berbahaya tapi banyak tidak diindahkan oleh masyarakat. Masih banyak yg menganggap enteng. Edukasi seperti ini harus diperbanyak ya. Biar sosialisasi sampai ke masyarakat terbawah dimana mereka tidak mempermasalahkan soal gizi dan kandungan nutrisi
diabetes adalah penyakit yg bs dicegah dgn menerapkan pola hidup sehat ya mas
mulai dari mengkonsumsi makanan makanan yg sehat, skrg aq juga mulai menggantikan nasi dgn oatmeal ataupun granola
Betul sekali bang, pandemi ini kalau dilihat dari kacamata negatif, duh gak akan ada habisnya kalau mengeluh dan mengeluh. Tetapi, kalau dilihat dari kacamata positif, memang hidup itu selalu berubah, perubahan pasti ada, apalagi pandemi ini membuat kalang kabut. Dengan berlalunya waktu, semakin menyadari “Reboot your Life” itu sangat penting. Benahi pola hidup dan manajemen keuangan.
Diabetes ini salah satu penyakit yang berbahaya lho. Bahkan di Indonesia termasuk salah satu yg mematikan. Yang penting jaga pola makan dan pola pikir aja deh. Pandemi rawan stress bikin penyakit ini rawan kambuh ya
Iya saya sering dengar kalau kena diabetes katanya tidak boleh ngemil. Ternyata ini hanya mitos, malah ngemil dianjurkan ya buat diabetes, dengan catetan cemilan yang sehat.
Wah sayang banget saya terlewat mengikuti webinar ini. Kebetulan saya komorbid diabetes.
Nanti saya telusuri lagi tulisan ini pelan-pelan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Tapi yang pasti pola makan dan gaya hidup saya sudah banyak berubah. Terutama soal asupan
Reboot your life..bener banget ini. Mengatur ulang pola hidup kita dengan gaya hidup lebih sehat dan berolahraga. Aku termasuk mesti waspada terkait diabetes ini. Pasalnya Orangtuaku pengidapnya. Bapak, 82 tahun pengidap diabetes dengan terapi suntik insulin dan Ibu 76 tahun terapi obat minum. Maka aku batalkan mudik karena ga mau bawa penyakit, juga berpesan Beliau berdua lebih berhati-hati selama pandemi karena komorbid.
Edukasi tentang diabetes yang bagus sekali dari Sun Life Indonesia ini