Lompat ke konten

Liburan Ke Pekanbaru Bersama Pekanbaru Heritage Walk

Jika ada kesempatan, liburan ke Pekanbaru tak asik kalau tidak berkunjung ke tempat – tempat menarik yang ada di kota ini. Kota Pekanbaru yang merupakan ibukota Provinsi Riau ini memang terkenal dengan kota perdagangan dan jasa, namun bukan berarti kota bisnis ini tidak memiliki tempat wisata yang menarik untuk di kunjungi.

Liburan Ke Pekanbaru
Walaupun terlihat “gendut” tetap harus foto – foto

Sebagai seorang pemuda (katanya) yang lahir dari kota ini, saya juga ingin sharing bagaimana teman – teman bisa menikmati dan menghabiskan waktu di kota ini. Apalagi jika memang teman – teman memiliki waktu yang singkat, tentunya harus bisa nikmati kota ini dengan cara yang asik.

Dengan sedikitnya destinasi wisata yang ada di kota tercinta ini, tak ada salahnya kalau bercerita tentang wisata tak harus identik dengan alam atau kegiatan urban lainnya. Menikmati kota madani dengan menjelajah bangunan – bangunan tua yang ada di kota madani ini juga menarik untuk dilakukan. Apalagi tak banyak yang tau tentang kawasan – kawasan zaman old dan bersejarah serta mengenal asal – usulnya berdirinya ibukota Provinsi Riau ini.

liburan ke pekanbaru
Volunteer PHW

 

Mbak Mike Agnesia sedang memberikan penjelasan di depan Finalis Bujang Dara Pekanbaru 2018
Mbak Mike Agnesia sedang memberikan penjelasan di depan Finalis Bujang Dara Pekanbaru 2018

Salah satunya adalah kawasan yang terlihat samar di lingkungan Kampung Bandar, Senapelan yang berdekatan dengan jembatan Siak III. Di daerah ini kita bisa mengenal Senapelan sebagai asal mula lahirnya kota bertuah ini. Penjejakan saya sendiri bermula ketika bertemu dengan teman – teman dari komunitas Pekanbaru Heritage Walk yang kebetulan sedang menggelar tur lokal bersama finalis Bujang Dara Kota Pekanbaru 2018. Dari tur singkat yang dilakukan komunitas ini saya banyak mendapatkan wawasan dan pengalaman baru dalam mengenal kawasan – kawasan lama bersejarah di daerah pinggiran sungai siak, hingga pasar bawah di Senapelan.

Titik tempat kunjungan yang saya lalui bersama Pekanbaru Heritage Walk
Titik tempat kunjungan yang saya lalui bersama Pekanbaru Heritage Walk

So, apa saja tempat yang saya kunjungi selama mengikuti tur PHW ? Yuk mari gan 😀

 

Liburan Ke Pekanbaru Bersama Pekanbaru Heritage Walk

1. Rumah Singgah Sultan Siak

Liburan Ke Pekanbaru
Rumah Singgah Sultan Siak

Tak banyak yang tau, rumah panggung yang memiliki campuran warna kuning, biru dan cream ini adalah Rumah singgah Sultan Siak. Rumah ini di bangun oleh Nurdin Putih yang tak lain adalah mertua Tuan Qadhi H. Zakaria pada tahun 1895. Di tempat inilah Sultan Syarif Kasim II pertama kali turun dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Mesjid Nur Alam (Mesjid Raya Pekanbaru) untuk beribadah dan menginap di Istana Hinggap atau kediaman Tuan Qadhi. Tuan Qadhi H. Zakaria sendiri adalah seorang mufti Kesultanan Siak di pemerintahan Sultan Syarif Hasyim dan mengajarkan Sultan Syarif Kasim II tentang ilmu agama Islam.

isi rumah singgah sultan siak
Hanya ada beberapa foto sejarah di sekitar rumah ini

Saya sempat bingung ketika melihat angka 23:7 1928. yang terukir pada tiang tangga hingga kepala tangga. Dari informasi yang saya dapat, agaknya angka tersebut merupakan tanggal pemugaran rumah berasitektur melayu ini.

Beberapa foto penyebrangan menggunakan jembatan Pontoon
Beberapa foto penyebrangan menggunakan jembatan Ponton

Rumah ini juga memiliki beberapa ruangan, yang saat ini tidak di tempati, hanya ada beberapa foto – foto sejarah di sekitar rumah singah ini. Seperti foto – foto penyebrangan melalui jembatan ponton.

Baca Juga  Air Terjun Lubuak Bulan, Pesona Indah dari Lima Puluh Kota

Lokasi : Jalan Perdagangan No.92, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan.

Koordinat : Lat.  0.540410° Long. 101.439695°

 

2. Melihat Halte dan Terminal Lama di Boom Baru

Melihat Halte dan Terminal Lama di Boom Baru
Melihat Halte dan Terminal Lama di Boom Baru

Tak jauh disebelah rumah singgah sultan Siak tepat di bawah Jembatan Siak III, ada sebuah halte yang sudah di cat baru. Dulunya halte ini merupakan terminal untuk menyebrang menggunakan jembatan Ponton.

Karena kawasan yang sering dinamakan boom baru ini menjadi pusat keramaian pada tahun 1955 hingga tahun 1970 an, maka di bangunlah jembatan ponton ini. Jembatan ini disediakan oleh PT. Caltex Pacific Indonesia (CPI) pada saat itu. Alasan lainnya adalah karena jembatan ini merupakan satu – satunya penghubung kawasan Rumbai dan Senapelan.

Plang Selamat Datang. Photo IG @arsip_pekanbaru

Di kawasan halte ini pula yang menjadi sejarah terminal yang ada kota ini. Dengan fasilitas seperti terminal bagi mobil angkutan darat (bus) antar kota antar provinsi, oplet dan juga menjadi sebuah halte terminal yang pada saat itu digunakan sebagai pelabuhan bagi para pegawai caltex yang menyebrang. Dari banyak foto yang beredar, malah sebelumnya di kawasan terminal ini juga terdapat plang “Selamat Datang” walaupun kini tidak terlihat penampakannya.

Lokasi : Jalan Perdagangan (dibawah Jembatan Siak III), Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan.

Koordinat : Lat. 0.540452° Long. 101.439310°

 

3. Rumah Tenun Kampung Bandar

Rumah tenun Kampung Bandar
Rumah tenun Kampung Bandar

Tujuan selanjutnya adalah sebuah rumah yang digunakan untuk menenun songket atau tenun Siak yang ada di Kampung Bandar. Dari informasi yang saya dapat, rumah ini di bangun oleh H. yahya seorang pengusaha getah yang terkenal pada tahun 1887.

Melihat langsung hasil tenun songket
Melihat langsung hasil tenun songket

Rumah panggung bergaya Melayu ini kini dimanfaaatkan untuk proses pembelajaran pembuatan tenun songket yang dikelola oleh ibu-ibu dan remaja – remaja putri di Kampung Bandar. Buat kamu yang ingin melihat secara langsung prosesnya membuat tenun bisa langsung ke tempat ini. Saya sendiri juga mencoba dan memegang langsung hasil tenun yang di produksi secara manual oleh para perajin di tempat ini. Nah buat teman – teman yang ingin belajar menenun juga bisa ikut dalam kelas yang diadakan oleh perajin – perajin disini.

Lokasi : Jalan Perdagangan, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan.

Koordinat : Lat. 0.540204° Long. 101.441065°

 

4. Rumah Melayu Tempo Dulu & Bakwan Cigok

Rumah tua yang masih kokoh. Diperkirakan dibangun pada abad 18
Rumah tua yang masih kokoh. Diperkirakan dibangun pada abad 18

Setelah singgah di rumah tenun, kami pun melanjutkan perjalanan dengan menyusuri gang – gang kecil di Kampung Bandar. Tepat di sudut gang kecil, ada sebuah rumah tua yang masih kokoh. Walaupun sejarahnya masih digali, rumah tua yang berdiri pada abad 18 atau sekitar tahun 1890 an ini bisa menjadi salah satu potensi wisata sejarah. Rumah ini juga di tempati secara turun temurun dan dirawat secara berkelanjutan.

Memesan Bakwan dengan cara mancigok (mengintip)
Memesan Bakwan dengan cara mancigok (mengintip)

Selain itu di kawasan ini juga terdapat sebuah tempat yang menjual bakwan. Uniknya kita harus memesannya dengan cara mencigok (mengintip) melalui jendela kecil. Sambil sedikit berteriak, teman – teman dari bujang dara Pekanbaru mencoba memesan bakwan cigok ini.

Akhirnya bisa menikmati bakwan cigok

 

Ngga tau dah gaya apa ini

Setelah puas menikmati bakwan cigok, tujuan selanjutnya adalah melihat bagian kawasan Kampung Bandar yang terkena kebakaran beberapa waktu lalu. Sepanjang jalan dalam gang sempit itu, banyak dinding – dinding di perkampungan itu dihiasi mural yang merupakan karya para anak muda, seniman dan komikus Riau yang peduli dengan kampung ini. Begitu juga dengan lokasi terjadinya kebakaran, yang hanya menyisakan masjid Al Huda. Tak ingin kalah dengan anak muda, saya pun ikut berselfie di salah satu mural.

Baca Juga  Menelusuri Jejak Wisata Sejarah Melayu Riau di Istana Sayap Pelalawan

Lokasi : Jalan Perdagangan, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan.

Koordinat : Lat. 0.539870° Long. 101.442097°

 

5. Bangunan Tua dan Old Kimteng

Bagian samping Old Kimteng
Bagian samping Old Kimteng

Perjalanan selanjutnya adalah melihat bangunan – bangunan tua di daerah jalan perdagangan mengarah pasar wisata Pasar Bawah. Tak hanya itu kami juga melihat old Kimteng. Ya… kita mungkin tidak pernah tau, bagaimana awalnya kimteng berdiri sebagai kedai kopi terkenal di kota bertuah saat ini. Dari tempat ini pula, penumpang – penumpang kapal yang turun di pelabuhan singgah untuk hanya sekedar ngopi-ngopi ataupun bercakap – cakap.

Lokasi : Jalan Kota Baru, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan.

Koordinat : Lat. 0.538944° Long. 101.443341°

 

6. Tugu Nol Kilometer.

Tugu Nol Kilometer Pekanbaru di dekat Pelindo
Tugu Nol Kilometer Pekanbaru di dekat Pelindo

Sesuai dengan namanya, tugu ini merupakan patok/ tapal nol km Pekanbaru yang menghubungkan Pekanbaru dengan Bangkinang dan Padang. Bertempat di dekat gudang Pelindo, tugu ini dibuat oleh Belanda pada tahun 1920. Bisa dikatakan lokasi atau jalan ini merupakan medium yang menjadi urat nadi perdagangan sumatera khususnya bagian pantai barat dan timur pada saat itu. Dari sini barang – barang dari pantai barat Sumatera di bawa berangkat ke pelabuhan lama (pelindo). Dari sini pula kapal – kapal Belanda seperti KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) seminggu sekali melalukan pelayaran dari Kota Pekanbaru menuju Singapura (Tumasik). Dari kota singa ini nantinya barang – barang yang berasar dari sumatera tersebut dikirim ke berbagai negara. Tapal ini menjadi bukti sejarah Kawasan Senapelan yang dulu pernah menjadi sentral perekonomian (bandar) pada awal abad 20 lalu.

Lokasi : Kawasan PT. Pelindo I (Persero) Cabang Pekanbaru

Koordinat : Lat. 0.539169° Long.101.443641°

 

7. Pelabuhan dan Gudang Pelindo

Salah satu gudang yang kini tidak digunakan

Terletak di sisi Sungai Siak dan berjarak 96 mil ke muara Sungai Siak, Pelabuhan ini menjadi sebuah dermaga yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1920. Pembangunan dermaga ini dibangun sebagai pintu gerbang ekonomi kawasan Senapelan dan Pusat Perniagaan (bandar) yang bertujuan untuk mengambil pungutan (cukai) oleh pemerintah Belanda untuk tiap barang yang digunakan untuk berdagang dan diangkut melalui kapal yang selanjutnya diserahkan kepada Kerajaan Siak Sri Indrapura. Pada masa jayanya, gudang – gudang di pelabuhan ini penuh dengan bermacam komoditas dan barang – barang yang akan dikirimkan menuju Singapura melalui Selat Malaka.

Lokasi : PT. Pelindo I (Persero) Cabang Pekanbaru

Koordinat : Lat. 0.539428° Long. 101.443665°

 

8. Komplek Makam Marhum Pekan

Pintu masuk komplek Marhum Pekan
Pintu masuk komplek Marhum Pekan

Selanjutnya dalam perjalanan dan liburan ke Pekanbaru kami menuju Masjid Raya Pekanbaru. tepat disebelahnya ada Komplek Makam Marhum Pekan yang pada masa lampau dikenal dengan nama Pekuburan Kampung Bukit. Tempat ini juga menggambarkan sejarah Kerajaan Siak di Senapelan.

Baca Juga  Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan Pekanbaru 2020/ 1441 H

Ketika saya masuk kedalam komplek makam ini, saya melihat ada beberapa makam di luar sebuah pondok. Saat masuk pondok inilah saya melihat beberapa makan dengan nama batu nisan keluarga raja/ sultan.

Di dalam pondok utama ada 5 (lima) makam dari yang terpendek hingga yang terpanjang, yaitu :

Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Mu’azzam Syah

1. Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Mu’azzam Syah (gelar Marhum Pekan) yang menjadi Sultan Siak V.

Syaid Syarif Usman Shabuddin

2. Syaid Syarif Usman Shabuddin (gelar Marhum Barat).

Tengku Embong Badari’ah Binti Sultan Alamuddinsyah

3. Tengku Embong Badari’ah Binti Sultan Alamuddinsyah (Istri Syaid Usman).

Sultana Khadijah

4. Sultana Khadijah (Istri Marhum Bukit).

Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah

5. Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (gelar Marhum Bukit) menjadi Sultan Siak Sri Indrapura ke IV.

Terus kebelakang ada juga sebuah makan dengan nama Tengku Pangeran Kesuma Dilaga yang merupakan cucu dari Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah.

Sedangkan di luar pondok tersebut ada beberapa makam lainnya yang juga merupakan kerabat kerajaan.

Penamaan Komplek Makam Marhum Pekan sendiri diambil dari gelar kemangkatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Mu’azzam Syah sebagai Tokoh Pendiri Kota Pekanbaru yang bergelar Marhum Pekan.

Lokasi : Jalan Mesjid Raya, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan.

Koordinat : Lat. 0.538105° Long. 101.442338°

 

9. Istana Hinggap

Istana Hinggap tempat menginap Sultan Siak

Dari Komplek Makam Marhum Pekan, saya dan teman – teman dari PHW melanjutkan perjalanan ke sebuah rumah yang disebut Istana Hinggap. Rumah ini merupakan tempat tinggal Tuan Qadhi Haji Zakaria, seorang mufti Kesultanan Siak pada masa Pemerintahan Sultan Syarif Hasim. Tugas Tuan Qadhi pada waktu itu juga mengajarkan ilmu agama Islam kepada Sultan Syarif Kasim II. Dari informasi yang diberikan teman – teman PHW, rumah ini juga menjadi tempat menginap bagi Sultan.

Hadiah dari Laksamana Raja Di Laut kepada Sultan Siak pada tahun 1800-an

Rumah ini berdiri sekitar awal tahun 1900an saat Agresi Militer Belanda Ke II. Rumah bergaya Indische ini juga pernah dijadikan sebagai rumah tahanan dan rumah sakit oleh Belanda pada tahun 1949. Pada masa pembentukan provinsi Riau, rumah ini juga dijadikan sebagai tempat rapat para pejuang. Istana Hinggap ini masih ditempati oleh keturunan Tuan Qadhi (cucu menantu), dan didalam ruangan – ruangan istana ini masih tersimpan foto – foto Sultan Syarif Kasim II dan Tuan Qadhi, juga berbagai benda sejarah lainnya.

Lokasi : Jalan Senapelan Gg. Pinggir, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan.

Koordinat : Lat. 0.538241° Long. 101.441288°

Foto – foto tuan Qadhi dan Sultan Siak

Setelah keliling beberapa saat, akhirnya selesai juga perjalanan saya mengunjungi destinasi sejarah di Kampung Bandar Senapelan. Tentunya liburan ke Pekanbaru bersama PHW lebih bermakna dan menambah wawasan buat saya dan juga buat – buat teman lainnya. Ga ada salahnya kan, berwisata dengan mengenal sejarah. Oh iya untuk diketahui, destinasi heritage ini tentunya termasuk wisata yang ada dalam objek wisata Riau. 

Jika ingin ikut mengetahui sejarah kota lama ini di Senapelan selama di kota ini, teman – teman bisa menghubungi komunitas PHW melalui instagram @pkuheritage atau bisa dengan mendownload Guide PHW.

3 tanggapan pada “Liburan Ke Pekanbaru Bersama Pekanbaru Heritage Walk”

  1. Eh, Andrew … itu kok lucu ya pesen bakwannya pake cara ngintip ?
    Unik juga ya caranya begitu …

    Btw, apik-apik bangunan rumahnya.
    Haltenya juga kekinian, asik buat duduk-duduk cakep disana ?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!