Jika sebelumnya saya berhasil menjejakkan kaki dan berliburan di Langkawi Malaysia, akhirnya beberapa waktu lalu saya juga berkesempatan untuk liburan ke Penang yang merupakan salah satu pulau menarik yang ada di Malaysia. Penang juga terkenal dengan kota yang memiliki gedung atau bangunan tua yang membuat pulau ini menjadi Situs Warisan Budaya UNESCO. Belum lagi Penang sendiri juga memiliki keragaman budaya menarik, semuanya aman dan tentram tidak seperti negara berflower +62 saat ini. Tetapi yang pasti diantara itu semua, kebanyakan wisatawan datang untuk menikmati kulinernya.
Perjalanan ini sendiri penuh drama, karena saya pergi dengan 2 orang teman yang memang awalnya bernita berliburan ke Kuala Lumpur saja. Tentnya dengan biaya terjangkau dan memang pada awalnya Penang tidak masuk dalam list mereka. Karena waktu libur yang mepet, saya mencoba meyakinkan teman – teman untuk menambah pulau Penang aka Pinang masuk dalam list mereka selama berliburan di negara tetangga ini.
Pulau ini adalah salah satu negara bagian dari federasi Malaysia. Letaknya berada di bagian barat semenanjung Malaysia yang memiliki beribukota bernama George Town. Dari infomasi yang saya dapat dari dunia maya, kawasan ini terdiri dari Pulau Penang itu sendiri dan juga Seberang Perai. Dan tentu saja ini menjadi alternatif liburan di Malaysia selain Kuala Lumpur dan kota lainnya.
Liburan Ke Penang – Day 1
Karena saya tinggal di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mau tidak mau untuk bisa ke pulau ini saya harus melakukan 2 kali penerbangan. Dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur dan kemudian dilanjutkan ke Penang. Kebetulan untuk tiket Kuala Lumpur – Penang saya dapat harga promo maskapai AirAsia dengan biaya IDR 28o ribu saja, yang tentunya lebih murah dari pada menggunakan bus ataupun kereta cepat pulang pergi. Konsekuensi harga murah tersebut nyatanya membuat kami harus berangkat pada pukul 10 malam, tapi ya tidak apa-apa. Why not ?
Setelah sampai KLIA2, saya lalu melanjutkan makan siang di Quizinn by RASA Food Court kemudian melanjutkan dengan shalat dan istirahat. Saya dan teman – teman juga menghabiskan waktu dengan berkeliling bandara ini saja hingga pada malam harinya melanjutkan perjalanan terbang ke pulau Pinang. Oh iya, Untuk bisa sampai ke pulau yang terkenal dengan makanan lezatnya tersebut membutuhkan waktu sekitar 1 jam.
Tak terasa waktu hampir 1 jam, dan saya sampai di Penang International Airport. Dibandingkan dengan bandara Sultan Syarif Kasim II yang berada di Pekanbaru, bandara ini lebih besar. Mungkin wajar saja karena rata – rata bandara yang berada di Malaysia melayani rute internasional. Dari bandara kami langsung menuju hostel yang berada di kawasan Lebuh Chulia kota George Town. Tadinya memang kami berkeinginan menggunakan transportasi bus, namun apa daya waktu kami sampai sudah hampir jam setengah 12 malam yang otomatis tidak berada pada jam operasinal bus. Alhamdulillahnya saya dan teman – teman bisa menggunakan transportasi Grab Car yang memang diperbolehkan masuk ke bandara.
The Frame Guesthouse
Penginapan atau hostel murah yang saya coba kali ini adalah The Frame Guesthouse. Hostel yang terletak di 168, Lebuh Chulia, Georgetown, Penang, Malaysia ini saya pilih selain karena harganya terjangkau juga review-review dari berbagai turis manca negara yang pernah menginap. Letaknya juga dekat dengan tempat – tempat menarik di George Town seperti Street Art in George Town yang berjarak 20 meter saja, Kapitan Keling Mosque yang berjarak 40 meter saja, juga dekat dengan Sri Mariamman Temple, Khoo Kongsi, Museum Camera dan Penang Peranakan Mansion. Selain itu juga dekat dengan Chulia Street Night Hawker Stalls yang merupakan pusat jajanan malam yang ada di George Town.
Menemukan hotel ini juga tidak susah, dengan berbekal maps dari aplikasi Grab pun kami sampai dengan selamat di hostel ini. Biaya dari bandara ke hostel pun cukup murah, hanya RM 11, yang lalu kami bagi 3 hahaha. Proses check-in di hostel ini juga singkat. pengelola ataupun resepsionis hostel ini juga cakap berbahasa melayu/ Indonesia selain bisa menggunakan bahasa Inggris dan bahasa mandarin. Harganya waktu itu di agoda per malam sekitar IDR 80K saja dengan kondisi 1 kamar campur 8 orang. Kamar mandi ataupun WC ada banyak, free breakfast (roti) dan ada ruang nonton dll. Dan yang pasti saat check-in disini tidak perlu deposit dibanding dengan penginapan lainnya.
Hostel ini sesuai dengan ekspektasi saya ketika memesannya via agoda, pas banget. Malam sampai hotel pun kami langsung terlelap karena memang sudah capek dan waktunya bobok.
Day 2
Pagi-pagi alarm sudah berbunyi karena memang sudah saya persiapkan terlebih dahulu, saya tidak mau menyianyiakan waktu mepet selama liburan di Penang. Saya juga bangunkan teman – teman yang lain untuk segera mandi dan sarapan, karena hari kedua ini kami ingin pergi ke Penang Hill yang berada di Air Itam. Untuk bisa ke destinasi ini saya dan teman – teman menggunakan Grab sebagai alat transportasi dengan jarak sekitar 15 – 20 menit. Bisa saja naik Rapid Penang bus, tetapi saat melihat google maps, waktu yang ditempuh jadi lebih lama sampai 1 setengah jam karena harus berhenti dan memutar.
Penang Hill aka Bukit Bendera
Destinasi Penang Hill atau yang juga populer dengan nama Bukit Bendera ini merupakan salah destinasi wisata yang harus dituju selama berlibur di George Town. Bukit Bendera sendiri merupakan salah satu destinasi yang berada pada dataran tinggi di pulau ini. Dengan tinggi sekitar 821 meter di atas permukaan laut, kita bisa melihat langsung kota George Town dari ketinggian dan melihat Penang Bridge yang terkenal. Menariknya, untuk bisa sampai di atas puncak, kita harus menggunakan Penang Hill Railway yang dibangun sejak tahun 1906 – 1923 dengan medan menanjak tajam, ngeri – ngeri sedap.
Dengan biaya RM30 per orang, kami yang datang lebih pagi tak perlu antri lama untuk bisa naik kereta kabel Penang ini. Seperti yang sudah saya baca – baca sebelumnya di berbagai informasi wisata, duduk yang pas adalah di atas dan ketika turun di bawah. Jujur ini pengalaman yang deg-degan dan mengguncang adrenalin banget buat saya, ketika kereta berjalan naik dengan kemiringan 45 derajat gan. Yang kebayangan bagaimana kalau tiba – tiba bukan naik, malah kereta meluncur turun ke bawah. Berkecamuk dalam hati ibarat ketika mantan pacar ungkapin putus !! tapi alhamdulilah itu semua tidak terjadi. Saya sempat bertanya berapa kapasitas dari kereta yang saya tumpangi ini kepada petugasnya, dan ternyata bisa menampung hingga 100 orang.
Dengan tetap was was, saya naik dan melewati beberapa station pemberhentian. Tujuan saya tetap langsung ke station terakhir, puncak Bukit Bendera. Di Bukit Bendera selain bisa melihat indahnya landscape Penang, kita juga bisa melihat berbagai atraksi dan tempat menarik lainnya. Ada Owl Museum dengan macam macam informasi burung hantunya, Love Lock dengan berbagai kunci gembok cintanya, The Habitat dengan hutan hujannya dan berbagai tempat lainnya. Sungguh pengalaman berharga saat liburan ke Penang.
Setelah puas menikmati dan mengunjungi beberapa spot yang ada di destinasi ini, saya dan 2 teman saya melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya. Tak jauh dari Penang Hill ada lokasi hits Penang yang harus kami datangi dan menjadi tempat beribadah. Kek Lok Si Temple, atau kuil budha yang informasinya sudah memiliki umur 1 abad dan menjadi kuil terbesar di Asia Tenggara. Dari Penang Hill kami kembali menggunakan Grab dengan jarak 2,8 KM saja atau sekitar 8-10 menit.
Kek Lok Si Temple
Jujur saja di kota saya Pekanbaru, tempat – tempat ibadah seperti ini entah kenapa jarang dikunjungi atau bisa dikatakan hanya digunakan untuk beribadah saja. Tidak bisa menjadi alternatif wisata yang memiliki sejarah dan budaya. Jadi ya saya sangat antusias sekali ketika bisa berkunjung ke Kek Lok Si Temple.
Saat saya datang tak banyak orang yang datang beribadah, atau bisa saja karena memang bukan jamnya. Arsitektur dari kuil ini memiliki perpaduan ornamen Tiongkok dan dengan gaya Thailand dengan banyak warna merah. Ada kuil yang besar dan ada juga pagodanya.
Di kuil ini saya tentu saja lagi – lagi mendokumentasi dan mengambil gambar kuil sebanyak – banyaknya. Menambah stok foto untuk instagram dan juga mempelajari sejarah dari kuil ini.
Sedikit tips karena kuil ini sangat besar, sebaiknya membawa air mineral agar tidak kehausan. Tetapi kalau memang tidak bawa bisa membeli di lantai dasar gedung kuil. Oh iya, untuk bisa masuk dan melihat langsung ke kuil ini tidak pungutan biaya atau gratis, karena memang fungsinya sebagai tempat ibadah. Tetapi jika ingin ke tempat favorit seperti pagoda, kita diwajibkan membayar uang masuk sebesar RM2.
Saat kami berada di destinasi ini juga sedang ada perbaikan sehingga tidak semua tempat bisa kami jelajahi. Tapi yang jelas kami sampai masuk ke pagoda.
Setelah puas dan tengah hari, kami pun berinisiatif balik ke penginapan, karena memang baju kaos yang kami gunakan sudah basah dengan keringat dan bau matahari. Lagi – lagi kami menggunakan Grab, namun dengan supir seorang ibu – ibu. Entah kenapa di dalam mobil kami diam seribu bahasa, karena bingung mau gunakan bahasa melayu atau inggris.
Well sementara itu dulu cerita liburan ke Penang pada part 1, selanjutnya bisa baca lanjutnyannya pada part 2.
Wow penang, kemaren2 byk promo tiket peswat ke penang. Smoga bisa juga ah kesini dan menikmati destinasi yg baru sy baca ini
aamiin bang 😀
enak kalo jalan ada temannya bisa share cost, jadi pake grab pun senang kemana mana ya, dan beruntung juga bisa sepi saat ke penang hill, trus cuaca bagus,,, aahah benar2 Lucky Trip penang lah, dapat hostel juga bagus.. aku loh gak ke temple, sebab kelamaan nunggu si Bus Rapid datang 🙁
beruntung kalau bisa ama kamu 🙂
Mantap kawan, jangan lupa mampir ke blog saya juga. Heheheh
Pas aku ke Penang tahun 2014 lalu, aku naik bus pulang-pergi dari Kuala Lumpur. Naik pesawat memang lebih cepat. Namun ada pengalaman sendiri bila naik bus atau kereta. Selain pemandangan selama perjalanan, momen seru lainnya adalah saat harus naik kapal menyeberang dari Butterworth ke Georgetown.
Hehe, Quizinn memang pilihan hakiki buat makan hemat di KLIA2 😀
Ternyata bandara Penang keren juga ya.
Karena keterbatasan waktu, aku nggak ke Bukit Bendera, cuma ke Kek Lok Si aja. Karena saat itu belum ada Grab, jadi kami naik bus. Murah banget cuma sekitar 2 RM.
iya mas, mudah mudahan ada waktu kesana lagi dengan lebih lama liburnya. pingin dari penang nembak ke hatyai gt