Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit OCD? Sebenarnya, OCD penyakit apa? Apa yang menyebabkan penyakit OCD itu timbul?
Pernahkah kamu mengenal atau mengetahui seseorang yang sangat menjaga kebersihannya? Atau mungkin dia tidak suka apabila suatu benda tidak tertata dengan rapi. Bisa jadi orang tersebut mengalami penyakit OCD ini.
OCD sendiri merupakan singkatan dari Obsessive-Compulsive Disorder. Kondisi ini merupakan salah satu gangguan kejiwaan atau mental yang kerap kali dialami seseorang di segala usia. Penyakit ini ditandai dengan adanya pikiran maupun dorongan yang tidak dapat dikendalikan dan berulang.
Jika Anda mengalami kecenderungan pada penyakit ini, sebaiknya Anda konsultasikan ke tenaga profesional seperti psikolog. Anda juga bisa konsultasi secara online di sini.
Nah, untuk mengetahui lebih banyak tentang penyakit ini, simak pembahasannya berikut ini, ya!
Pengertian OCD (Obsessive-Compulsive Disorder)
Penyakit OCD ini merupakan salah satu gangguan pada mental seseorang yang mengakibatkan seseorang memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu secara berulang. Kondisi tersebut tentunya tidak dapat dikendalikan oleh si penderita. Orang dengan penyakit OCD ini biasanya melakukan sesuatu hal secara berulang untuk meredakan kecemasan yang ada dalam pikirannya.
Mungkin Anda berpikir bahwa penyakit ini hanya bisa dialami oleh orang yang sudah dewasa. Namun nyatanya, penyakit ini bisa dialami oleh orang dari segala usia, termasuk anak-anak.
Penderita OCD ini sadar bahwa kegiatan yang dilakukan secara berulang tersebut adalah hal yang berlebihan. Namun, mereka tidak bisa melawan pikiran itu sendiri. Kondisi ini akhirnya menyebabkan penderitanya kesulitan untuk beraktivitas sehari-hari.
Penyakit ini bisa saja datang sewaktu-waktu saat si penderita dihadapkan oleh faktor yang menyebabkan gangguan obsesif kompulsifnya. Misalnya, orang yang takut akan kuman akan mencuci tangannya lebih dari satu kali sampai perasaan cemasnya hilang. Kondisi ini bisa saja bertambah buruk ataupun membaik seiring berjalannya waktu.
Faktor penyebab OCD
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit OCD ini. Berikut ini beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit OCD:
- Faktor lingkungan
Seseorang yang memiliki trauma dalam hidupnya biasanya berisiko besar untuk mengalami OCD. Trauma tersebut bisa disebabkan oleh adanya kekerasan fisik, psikis, dan juga kekerasan secara seksual. Kekerasannya ini biasanya menimbulkan trauma yang cukup dalam, terutama bagi anak-anak.
- Genetik
Tidak hanya karena faktor lingkungan, penyakit ini juga bisa diturunkan oleh orang tua kita. Sehingga, Anda perlu memastikan apakah orangtua ataupun saudara kandung yang mengalami penyakit yang serupa.
- Adanya perbedaan pada struktur dan fungsi otak
Pada penderita OCD, ditemukan adanya perbedaan pada salah satu bagian otaknya. Bagian ini yaitu bagian korteks frontal yang terletak pada otak di belakang dahi. Bagian tersebut memiliki fungsi untuk berpikir, mengontrol emosi tubuh, memutuskan, merencanakan, berempati, dan juga memahami diri.
Tidak hanya pada bagian korteks frontal, penderita OCD juga memiliki perbedaan pada struktur subkortikal otak jika diperiksa menggunakan alat pencitraan otak. Namun, kedua hal ini masih terus diteliti untuk kepastiannya.
- Pernah mengalami Infeksi
Pada beberapa kasus yang dialami oleh anak-anak, mereka menderita OCD sejak mengalami infeksi streptokokus. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri streptococcus yang dapat hidup dan tumbuh pada tubuh manusia. Terdapat beberapa bakteri streptococcus yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi bergejala ringan sampai yang membahayakan nyawa.
Gejala OCD
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyakit OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder ini bisa datang sewaktu-waktu apabila penderitanya sedang memikirkan atau melakukan suatu hal. Berikut ini merupakan gejala OCD yang paling sering muncul:
- Merasa cemas akan tertular suatu penyakit. Orang yang memiliki gejala ini memiliki kecenderungan untuk menghindari bersalaman atau bersentuhan dengan orang maupun benda-benda di sekitarnya.
- Merasa cemas saat melihat benda yang tersusun dengan simetris. Biasanya penderitanya akan menyusun benda-benda sesuai dengan jenisnya ataupun menyusun benda menghadap ke arah tertentu.
- Merasa khawatir untuk membuang barang. Penderitanya akan memiliki obsesi untuk mengumpulkan atau menimbun barang-barang yang bahkan tidak terpakai.
- Penderitanya akan merasa takut untuk melakukan sesuatu yang dapat membahayakan orang lain maupun diri sendiri. Mereka biasanya akan memastikan apakah sudah mematikan kompor, mengunci pintu, dan lain sebagainya.
Sebenarnya, gejala-gejala tersebut normal untuk dilakukan. Namun, penderita OCD melakukan hal tersebut berulang-ulang kali. Seperti mencuci tangan berulang-ulang kali hingga tangannya lecet atau hal lainnya yang dapat mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Cara mengatasi OCD
Untuk mengatasi Obsessive-Compulsive Disorder atau OCD ini, biasanya dilakukan dengan dua jenis terapi. Dokter mungkin saja akan memberikan obat-obatan maupun psikoterapi. Tidak menutup kemungkinan bahwa dokter akan menyarankan kedua hal tersebut dilakukan bersamaan. Hal ini dilihat dari kondisi dari pasien itu sendiri.
Walaupun sudah menjalani pengobatan, bukan berarti gejala tersebut tidak akan pernah datang lagi. Gejala tersebut nantinya akan tetap muncul walaupun dengan intensitas yang sudah berkurang.
Obat-obatan untuk mengatasi penyakit OCD ini tidak bisa didapatkan sembarangan. Hal ini dikarenakan obat tersebut merupakan obat antidepresan yang mana harus melalui pantauan dokter.
Psikoterapi dinyatakan sebagai terapi yang efektif dalam menyembuhkan OCD. Terapi yang cocok untuk dijalani penderita OCD adalah terapi kognitif. Terapi ini baik dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa yang menderita OCD. Demikian penjelasan mengenai penyakit OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder. Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya periksakan diri Anda ke tenaga profesional atau psikolog untuk segera mendapat penanganan.