Offroad di Gunung Merapi merupakan salah satu tantangan yang harus saya jalani ketika saya dan teman – teman kantor berliburan ke Yogyakarta pada tahun 2014 lalu setelah saya mendaki Gunung Kerinci, Gunung Tertinggi di Sumatera. Ya… Yogyakarta merupakan salah satu kota yang paling diminati di Indonesia, baik oleh traveler lokal maupun traveler asing. Tidak hanya memiliki berbagai objek wisata yang menarik, tetapi berbagai perspektif dari kota ini juga menjadi alasan banyak orang dari latar belakang yang berbeda rame – rame datang. Sebut saja Candi Prambanan, Candi Borobudur hingga Goa Pindul merupakan tempat wisata yang rame dikunjungi wisatawan. Namun tempat berwisata di Yogya bukan hanya itu, tetapi juga Offroad di Gunung Merapi Yogyakarta menjadi salah satu obyek wisata yang seru dan asyik buat dijelajahi.
Offroad di Gunung Merapi – Background
Erupsi gunung merapi yang terjadi pada tahun 2010 lalu membuat daerah disekitar Gunung Merapi luluh lantak. Setelah beberapa tahun pasca terjadinya bencana itu, penduduk lokal mencoba berbenah kembali dengan memperbaiki wilayah sekitar namun beberapa lokasi dibiarkan tetap menyerupai bentuk aslinya guna dijadikan sebagai obyek wisata.
Yang menarik dari tempat ini, kita tidak hanya sekadar berkelana melihat keindahan Gunung Merapi, tetapi kita juga dapat mempelajari erupsi yang terjadi lima tahun lalu. Salah satu caranya adalah dengan menjejaki sisa – sisa letusan Merapi dengan menggunakan mobil off-road Jeep yang disewakan oleh komunitas lokal.
Bayangkan bagaimana keseruan yang terjadi. Saat mobil – mobil Jeep mulai menerjang jalanan ekstrem berbatu tanpa ragu. Apalagi jika kita menumpangi mobil dengan supir yang memiliki pengalaman lebih, mereka dengan sengaja memilih jalur yang sangat ekstrem dengan mempercepat laju kendaraannya. Tapi tentu saja, semua dilakukan dengan mementikan keselamatan penumpang.
Sedangkan untuk durasi dan jarak rute yang ditawarkan off-road ini berbagai macam. Jika ingin rute terpendek biasanya memakan waktu 1,5 hingga 2 jam perjalanan. Sedangkan untuk jalur terpanjang bisa hingga 4 jam. Saya dan teman – teman saat itu mengambil paket yang short, karena memang pada saat itu cuaca tidak bersahabat. Rute yang saya lalui adalah Museum Mini – Batu Alien – Bunker & Puncak Kaliadem. Untuk biaya kami harus merogoh kecek sekitar 300 ribuan rupiah. Untuk satu mobil jeep bisa menampung 4 – 6 orang.
Museum Mini Sisa Hartaku
Lokasi yang pertama dalam rute tur short adalah Museum mini sisa hartaku. Dalam perjalanan menuju lokasi ini kami disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Trek perjalanan sudah mulai berbatu dan berdebu, jika punya pengalaman penyakit asma ada baiknya meminta masker terlebih dahulu kepada pihak tur.
Museum mini sisa hartaku atau yang sering disebut dengan The House of Memory merupakan sebuah rumah penduduk biasa, namun pada waktu erupsi terjadi bangunan ini hancur dan hanya menyisakan tembok-tembok yang berdiri seadanya.
Di dalam rumah ini terdapat berbagai kumpulan benda-benda peninggalan yang turut menjadi korban lahar panas erupsi gunung merapi yang mengalir pada waktu itu. Peralatan makan, kursi, jam dinding, sepeda motor, busana, alat pemotong, perabotan, televisi hingga sepeda yang tampak mengarat dan berdebu dapat ditemui di lokasi ini. Uniknya juga terdapat kerangka hewan ternak yang juga ditampilkan di museum ini. Foto – foto erupsi dan tulisan – tulisan kepedihan di saat bencana juga menghiasi dinding – dinding pada museum ini.
Batu Alien
Setelah puas melihat sejarah pada museum mini tersebut, kami melanjutkan perjalanan menuju Batu Alien. Tapi jangan takut dulu, batu ini bukan alien beneran. Dari informasi yang diberikan pemandu kami saat itu, Batu besar yang juga sering disebut dengan Batu Alien ini merupakan muntahan material pada saat erupsi terjadi. Memang jika dilihat dengan sekilas batu ini tak ada yang unik. Hanya gumpalan batu besar di sebuah ketinggian. Batu alien ini memiliki penampakan wajah seperti wajah manusia. Untuk dapat melihat wajah ini kamu harus mengabadikan gambar melalui kamera. Jika diperhatikan menyerupai wajah seseorang dengan mulut menganga.
Bunker dan Puncak Kaliadem Merapi
Dari lokasi Batu Alien di Dusun Bambu, kami pun melaju kencang menuju Bunker Kaliadem. Bunker ini juga dibangun oleh pemerintah Kabupaten Sleman sebagai tempat perlindungan darurat dari awan panas atau lebih dikenal dengan wedus gembel sewaktu gunung merapi meletus. Bunker ini sempat tertimbun oleh material Merapi setebal 4 meter pada saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010 dan baru pada tahun 2013 berhasil digali menggunakan alat berat. Pada saat kami berada ditempat ini tidak bisa masuk ke dalam bunker di karenakan banjir. Jadinya kami hanya selfie dan wefie doang. Tapi memang ketika berada di tempat ini, entah kenapa hawa – hawanya agak gimana gitu.
Sayangnya saat itu saya mengambil short tour, sehingga saya tidak sampai di beberapa lokasi selanjutnya seperti kediaman Mbah Maridjan dan lainnya. Namun pengalaman ekstrem menggunakan mobil jeep ini tentu saja tidak akan dilupakan.
Jika berniat Offroad di Gunung Merapi ada baiknya berpergian sejak pagi hari atau memesan tempat di hotel kamu menginap. Karena kalau tidak, kamu bakalan antri dan menunggu. Jangan lupa juga untuk membawa masker sehingga terhindar dari debu. Selain itu siap fisik dan mental karena jalur yang akan kita lalui lumayan ekstrim. Kalau kamu sering sakit pinggang dan sejenisnya siap – siap aja, maklum jalan berkelok-kelok dan berbatu-batu selama 2-3 jam.
Seru kali abang. 300ribu itu untuk short trip bang? Kalo long trip yg sampai rumah mbah marijan berapa bang?
350 ampe 400 rb satu mobil. Bisa sharing lah per orang
Cita2 bgt pgn ngajak anak2 hiking. Pnh masanya dlu mamak pnh jadi pecinta alam. Hahhaha
Mudah mudahan bisa ya kak liburan kesana
Seru dong ya om, sesekali melakukan kegiatan off road bareng temen2 bisa jadi alternatif melepas penat.
Seru banget mas ??
wah kebayang deh serunya offroad di sana.
Iya kak. Coba dulu hahha
cuacanya lagi mendung ya pak..
jadi gunungnya merapinya ga keliatan 😀
iya mas, ga keliatan, waktu jalan itu gerimis
Yang bikin kangen itu adalah menikmati kopi jahe di lereng merapi. Belum sempat masuk ke banker, soalnya semacam menyeramkan gitu.