Lompat ke konten

Polusi dan Dampaknya pada Perubahan Iklim

Polusi dan Dampaknya pada Perubahan Iklim

Pernah ga sih nonton box office movie seperti The Day After Tomorrow yang mana adalah sebuah film fiksi ilmiah berdurasi 123 menit yang diadaptasi dari buku karya Art Bell dan Whitley Strieber “The Coming Global Superstorm”. Film disutradarai oleh Roland Emmerich yang menceritakan gambaran akibat-akibat dari dampak pemanasan global hingga dunia beku.

Mungkin pernah pula menonton film lainnya Geo Storm yang diperankan oleh aktor Gerard Butler yang juga turut menceritakan bagaimana bencana alam yang disebabkan oleh adanya perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang lalu mengancam kehidupan yang ada di Bumi. Penduduk bumi berupaya melakukan berabagai upaya termasuk melalui teknologi.

Dua film di atas menceritakan bagaimana bumi diluluhlantakan oleh beragam bencana alam akibat dari perubahan iklim yang terjadi di bumi. Pastinya pula film-film tersebut nyatanya bukan hanya fantasi belaka, namun lebih menceritakan sesuatu kenyataan yang benar-benar real dan terjadi di bumi juga mengancam keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.

tren luas permukaan es di laut arktik

Berita fenomena es mencari di kutub utara yang wara wiri melintas di media beberapa tahun belakangan juga tentunya bukan hoax atau berita palsu. Ya… tak bisa dipungkiri kawasan Arktik yang terkenal dengan es nya kian rentan yang mana setiap tahunnya lapisan es di kawasan ini terus mencair karena adanya dampak perubahan iklim.

Banyaknya dampak perubahan iklim tentu bukan main-main dan bisa membuat kehidupan di bumi terancam ke depannya. Ada banyak penyebab sehingga terjadi perubahan iklim, dan saya yakin.. teman-teman yang membaca artikel saya ini juga tau apa saja penyebabnya atau mungkin juga menjadi penyumbang tanpa disadari. Keadaan dan kondisi perubahan iklim ini tentu bukan cerita baru.

“Kita semua tahu jika perubahan iklim yang terjadi mengubah kehidupan, struktur lingkungan, dan masa depan nanti”.

Kalau saya angkat sedikit, nama-nama seperti gas rumah kaca, peningkatan emisi, pemanasan global, perubahan orbit bumi, kendaraan bermotor, tempat pembuangan sampah dan lainnya tentu menjadi bagian dari pemanasan global. Nama-nama ini juga pada akhirnya memunculkan nama lainnya yang bernama polusi.

Seperti yang kita ketahui, polusi masih menjadi salah satu masalah yang dialami oleh tiap negara yang ada di dunia ini. Mau tak mau peranan mesin dalam setiap aktifitas keseharian manusia, menjadikan tingkat polusi semakin meningkat secara drastis tiap tahunnya dan merusak lingkungan hidup di bumi. Polusi tentunya juga sangat mempengaruhi perubahan iklim yang saat ini sudah kita rasakan saat ini.

Lagi-lagi siapa penggerak itu semua? Ya Manusia…

Mengenal Polusi

polusi udara.
Polusi pada udara. Photo: Shutterstock

Hayoo siapa yang masih ingat tentang pelajaran IPA di waktu Sekolah Dasar (SD) dulu. Hayoo tunjuk tangan siapa yang tau apa itu polusi?

Seingat saya nih, polusi bisa diartikan sebagai bentuk kondisi sebuah wilayah yang sudah terkontaminasi beragam zat kimia. Zat ini dihasilkan dari reaksi energi maupun adanya polutan dalam kapasitas yang besar. Sehingga akibat yang ditimbulkan dari adanya polusi ini adalah kerusakan lingkungan dan bisa dipastikan juga akan membahayakan makluk hidup yang tinggal di kawasan itu.

Dikutip dari Pure Earth yang mana merupakan sebuah organisasi nirlaba, di beberapa kawasan paling banyak polusi  di dunia, bayi lahir dengan kondisi cacat lahir, anak-anak yang tumbuh kehilangan 30 hingga 40 poin IQ, dan bahkan harapan hidup mungkin senilai 45 tahun akibat adanya penyakit kanker dan penyakit lainnya.

Dulu saya pernah beranggapan jika polusi dan polutan itu sama, namun ternyata berbeda. Berdasarkan KBBI, polusi adalah sebuah tindakan pengotoran atau pencemaran baik pada air, udara, dan ragam lainnya. Bisa disimpulkan dari pengertian itu, polusi mempunyai beragam macam jenis, sebut saja polusi udara, polusi air, polusi tanah, cahaya dan sebagainya.

Polusi atau biasa juga yang dikenal dengan nama pencemaran terjadi karena bercampurnya zat pencemar ke dalam lingkungan akibat dari ragam kegiatan manusia atau aktivitas alami. Sebaliknya polutan merupakan zat atau bahan yang menimbulkan pencemaran. Polutan bisa dating dari alam semisal abu vulkanik atau juga hadir karena aktivitas manusia, sebagai contoh semisal sampah atau limbah yang dihasilkan oleh industry pabrik. Polutan yang dihasilkan tentunya sudah merusak kualitas udara, air, dan tanah.

Jadi bisa disimpulkan jika polusi merupakan semua bentuk kerusakan lingkungan akibat adanya polutan.

Jenis-Jenis Polusi

Jika berbicara tentang pencemaran ini, tentu ada beragam pula jenisnya. Untuk memberikan tambahan penjelasan mengenai polusi, berikut ini beberapa jenis pencemaran yang memberikan pengaruh ke perubahan iklim saat ini dan sejauh yang saya tau dari berbagai sumber.

Polusi Pada Udara

Konsentrasi PM2,5 pada Negara-negara di kawasan Asia Tenggara (2021)

Udara yang kita hirup setiap hari mempunyai komposisi kimia yang sangat tepat, di mana 99% dari udara terdiri dari nitrogen, oksigen, uap air dan gas lainnya. Biasanya pencemaran yang terjadi pada udara saat ada hal-hal yang tidak biasanya kemudian ditambahkan ke udara.

Contoh polusi udara yang sering terjadi adalah saat seseorang melepaskan partikel ke udara dari pembakaran bahan bakar. Polusi ini mengandung jutaan partikel kecil dan mengambang di udara terlihat seperti butiran atau asap.

Asap kendaraan menambah polusi. Photo: Shutterstock

Pencemar udara yang bersumber dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang lalu menghasilkan asap melalui knalpot menjadi penyumbang paling banyak yang tak disadari manusia. Tiap tahun terus bertambah, dan parahnya pertumbuhan kendaraan ini masih menggunakan bahan bakar fosil.

Kemudahan dalam membeli kendaraan juga berdampak pada banyaknya kendaraan yang lalu lalang hingga pada akhirnya menimbulkan kemacetan. Adanya kemacetan ini turut menyumbang bertambahnya resiko pencemaran udara melalui asap kendaraan yang diemisikan ke udara.

Belum lagi ada hal kecil yang mungkin masih kita lakukan dan tidak kita sadari adalah saat melakukan pengisian bahan bakar kendaraan, di mana sebagian kita masih menghidupkan mesin saat melakukan antrian pengisian bbm.

Memang tak bisa dipungkiri kendaraan sangat memudahkan dan memiliki manfaat untuk kita, namun masih banyak menghasilkan polusi.

Emisi Karbon dari Kebakaran Hutan Indonesia Capai 41,4 Juta Ton pada 2021

Bagi saya yang tinggal di Riau tentunya sudah berulang kali merasakan bagaimana udara di tanah melayu ini terkontaminasi polusi. Salah satu aktor yang berperan pada kondisi ini adalah kebakaran deforestasi atau kebakaran lahan gambut (1997, 2013, 2015, dan 2019)

Kebakaran hutan dan kebakaran lahan gambut ini sukses menghasilkan polusi asap dan mengancam kesehatan warga yang ada di Riau melalui ISPA. Selain itu kebakaran yang terjadi berhasil meningkatkan emisi karbon. Peningkatan emisi ini juga diketahui berasal dari lahan gambut kaya akan karbon.

Luas Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau (ha), 2016-2021 Turun Saat Pandemi

Lahan gambut setidaknya meyimpan dua kali lebih banyak karbon jika dibandingkan dengan jenis vegetasi lainnya. Tetapi menurut Frontiers in Climate, senilai 15% dari total lahan gambut yang ada di dunia sudah rusak permanen atau bisa dikatakan dalam kondisi menghadapai degradasi ekstrem yang diakibatkan oleh beragam kegiatan manusia.

Jadi saat lahan gambut terbakar, maka CO2 yang telah tersimpan sebelumnya akan terlepas ke atmosfer, berbarengan dengan gas-gas rumah kaca lainnya semisal Karbon Monoksida (CO) dan gas Metana (CH4).

Menurut Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), dari asap atau polusi udara kebakaran hutan atau lahan tersebut menghasilkan berbagai kandungan berbahaya yaitu Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), serta Ozon Permukaan (O3).

Baca Juga  Menjaga Lingkungan Bersama Astra International

Yang pasti gumpalan asap dengan partikulat PM 2.5 yang menyertai kabakaran lahan gambut dan hutan untuk pembukaan lahan dan serta industri ini turut menyumbang polusi udara, mempengaruhi beragam satwa liar yang ada di dalamnya dan tentunya juga kesehatan manusia di kawasan tersebut.

Selain itu industri-industri turut membantu penambahan pencemaran udara di dunia. Salah satunya industri pembangkit listrik yang masih menggunakan energi tak terbarukan. Di Indonesia pembangkit listrik dengan menggunakan energi tak terbarukan menggunakan bahan seperti batubara (PLTU) terus bertambah dan pastinya turut menjadi salah satu penyebab tingginya polusi udara yang ada di Indonesia.

sumber: https://www.viva.co.id/berita/nasional/1160979-abu-limbah-b3-pltu-ombilin-merusak-ekologi-pln-janji-tanggungjawab

Adanya PLTU ini tentunya juga berdampak pada lingkungan sekitar. Sebagai contoh dari provinsi tetangga tempat saya tinggal, Sumatera Barat yang mana tepatnya berada di Desa Sianjang Koto, Kecamatan Talawi di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Berdiri PLTU Ombilin yang telah beroperasi sejak Juli 1996 dan sejak itu pula memberikan dampat negatif pada lingkungan sekitar.

ISPA Masuk dalam 5 besar penyakit terbanyak di Kec. Talawi

Keadaan lingkungan semakin membahayakan karena adanya kebocoran cerobong asap yang menghasilkan debu atau partikel hitam yang hinggap di perumahan sekitar. Akibatnya warga terus-terusan menghirup udara buruk disekitar PLTU. Selain polusi udara, PLTU ini juga menimbulkan polusi air, di mana sungai sudah terkontaminasi bahan kimia dari pembuangan limbah PLTU Ombilin sehingga membuat ikan-ikan mulai hilang dan mati. Hal ini tentu saja sangat berdampak pada kesehatan warga yang bermukim serta ekologi di sekitar kawasan PLTU Ombilin.

Fyi, PLTU mendominasi kapasitas pembangkit listrik yang ada di tanah air dan terus bertambah. Seperti yang saya baca diberbagai media online, padahal saat ini PLN sedang dalam kondisi kelebihan pasokan atau oversupply listrik yang mencapai 6 Giga Watt (GW). Namun pembangunan PLTU berbasis batu bara terus dilaksanakan dengan alasan terikat perjanjian jual beli listrik dengan pengembang listrik swasta.

Tapi bagaimana ya, apakah saya masih bisa bersyukur karena hanya masih menggunakan batu bara? Coba menggunakan reaktor nuklir untuk pembangkit listriknya.. bagaimana?

Riau memiliki perkebunan sawit terbesar di tanah air. Namun turut memberikan dampak pada alih lahan dan polusi dari pabrik sawit (tampak dari jalan tol Pekanbaru – Dumai)

Selain industri pembangkit listrik tentu ada banyak industri-industri lain semisal pertanian, fashion atau gas rumah kaca yang juga menghasilkan polutan berbalut zat kimia dalam bentuk asap ini sehingga membuat matahari pun tak terlihat.

Pastinya apabila udara tercemar tentu sangat berbahaya, apalagi jika polutannya tak terlihat. Penyakit kian dekat, sulit bernapas dan malahan bisa meningkatkan risiko akan kanker paru-paru. Itu yang manusia rasakan, bagaimana dengan makhluk hidup lainnya?

#SelimutPolusi udara memang tak hanya akibat aktivitas manusia, namun bisa dikatakan hampir 90 persen ulah manusia yang pada akhirnya juga turut menyumbang polusi pada air dan tanah dan pada akhirnya pemanasan global.

Polusi Pada Tanah

Sampah mencemari tanah. Photo: Shutterstock

Selain pencemaran pada udara, tanah pun juga ikut tercemar akibat ulah manusia. Tanah bisa tercemar oleh banyaknya sampah rumah tangga dan pembuangan limbah industri serta adanya penambangan yang menggunakan bahan kimia.

Ga usah jauh-jauh deh.. sampah yang kita hasilkan di rumah tiap hari mencemari tanah. Barang-barang limbah semisal makanan yang kita konsumsi tiap hari, kertas, kaca, kaleng, produk plastik, atau peralatan bekas banyak merusak pemandangan. Semua dikumpulkan di tempat pembuangan akhir sampah. Di antara itu semua hanya beberapa persen saja yang bisa dilakukan daur ulang atau dikomposkan.

Sampah juga mempersulit tumbuhan dan produsen lain dalam ekosistem makanan atau rantai makanan untuk menciptakan bahan-bahan yang bergizi. Makhluk hidup lain seperti hewan juga bisa mati apabila salah mengonsumsi makanan seperti makan plastik.

Dan kita sebagai manusia juga tak mau memahami bagaimana sampah-sampah yang sudah kita hasilkan tersebut banyak mengandung polutan berbahaya semisal minyak, bahan kimia, ataupun tinta. Polutan ini yang dihasilkan ini tentu sangat mudah meresap ke dalam tanah dan pada akhirnya membahayakan tanaman, hewan, dan manusia yang ada disekitar wilayah tersebut.

Di tanah air bisa dilihat bagaimana gundukan sampah menghiasi tanah kita. Metode pengumpulan sampah yang tak efisien juga berkontribusi pada pencemaran tanah. Sebagai contoh, sampah yang saya hasilkan dari rumah saya lalu kemudian diambil dan dibawa ke tempat pembuangan sementara. Setelah itu sampah-sampah tersebut dikumpulkan dalam banyak mobil/ truk dan dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Tak hanya dikubur, sampah yang dikumpulkan menjadi bukit di tempat pembuangan akhir sampah.

Sudah bisa disimpulkan, polutan dari TPA lalu bocor dan merembes ke tanah tempat sampah tersebut dikuburkan/ dibuang. Tumbuhan sekitar yang tumbuh turut terkontaminasi, dan herbivora yang mengosumsi tumbuhan itu juga ikut menjadi tercemar. Begitu pula predator yang mengosumsi herbivora. Merusak rantai makanan yang ada disekitar!

Jika hujan apalagi, polutan yang dihasilkan juga ikut merembes ke pasokan air tanah di Kawasan tersebut. Dan bisa dipastikan, air yang biasa dikonsumsi juga turut terkontaminasi.

Selain rumah tangga, pertanian juga turut menyumbang polusi pada tanah. Pernah ga kepikiran, kenapa setiap kita akan masak atau mengonsumsi sayur dan buah harus di cuci dan dibersihkan terlebih dahulu?

Yap benar, karena ada pestisida yang berasal dari pupuk. Buah dan sayuran yang ditanam menyerap pestisida yang membantu tumbuhan untuk tumbuh. Namun saat orang mengonsumsi buah dan sayuran, pestisida yang sebelumnya telah diserap otomtis masuk ke dalam tubuh mereka. Padahal pestisida ini bisa menyebabkan kanker dan beragam penyakit lainnya. Pestisida bisa membahayakan tanaman, hewan, dan terkadang manusia. Dan sudah barang pasti… pestisida juga tureut mencemari tanah.

Selain pertanian ada banyak industri lainnya yang turut, mencemari tanah dengan hasil limbah berbahayanya semisal dari pertambangan, penyulingan minyak bumi, medis dan lainnya. Entah limbah dalam bentuk cair, padat atau lumpur yang memiliki kandungan berbahaya yang berpotensi mengancam kesehatan manusia, tumbuhan, hewan dan lingkungan.

Polusi Pada Air

Limbah mencemari air. Photo: Shutterstock

Dulu waktu masih kecil, atau pada saat zaman sekolah saya pernah beranggapan jika pencemaran pada air itu pasti membuat warna air kotor, berbau dan banyak sampah pada sumber air tersebut. Padahal sejatinya tidak seperti itu. Sejumlah air yang telah tercemar malah terlihat lebih bersih, namun dipenuhi oleh banyakanya bahan kimia berbahaya yang tak dapat kita lihat atau cium.

Pencemaran pada air yang terjadi karena adanya bahan kimia atau zat asing berbahaya telah masuk ke dalam air. Bahan kimia, limbah, sampah, pestisida dan pupuk dari hasil pertanian, atau bahkan logam semisal timbal atau merkuri menjadi contoh zat tersebut. Belum lagi jika pada air tersebut mengandung bakteri dan organisme air kecil lainnya yang mana pada akhirnya turut menyebabkan penyakit.

Dan lagi-lagi aktivitas manusia yang menjadi penyebabnya. Ga usah jauh-jauh ajalah, di tanah air sungai Citarum sudah terkenal dengan pencemaran sampahnya. Sungai yang berada di Provinsi Jawa Barat ini mengalir dari Kabupaten Bandung sampai Karawang dengan kumpulan beragam sampah plastik dan berbagai macam buangan limbah rumah tangga. Belum lagi sungai ini juga menjadi tempat pembuangan limbah pabrik.

Baca Juga  Mengenal Proses Pembuatan Kertas Berkelanjutan APRIL dari Awal Hingga Akhir

Dengan banyaknya sampah membuat air tak lagi terlihat dan malahan sampah dan limbah menambahnya menjadi keruh. Makhluk hidup di dalam sungau tersebut semisal ikan ataupun kura-kura tentunya akan mengosumsi sampah seperti kantong plastik, sebagai makanannya. Padahal sampah kantong plastik bisa membunuh banyak makhluk yang ada di sungai itu.

Belum lagi sampah yang mencemari juga terdapat zat kimia yang tentunya juga berdampak pada masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai sumber air untuk minum sehari-hari. Sedangkan ikan yang ditangkap nelayan untuk makan setiap hari juga turut tercemar pada dagingnya karena mengonsumsi bahan/ racun kimia tadi.

Banyak pula penelitian yang mengatakan jika sungai Citarum ini juga banyak mengadung merkuri diluar ambang batas wajar. Polutan dari sungai ini pun turut mencemari air tanah yang berada di sekeliling bantaran sungai.

Tak hanya sungai, sampah dan limbah juga mengotori laut di bumi ini. Lagi-lagi barang atau sampah plastik menjadi penyebabnya. Sampah sudah tentu menjadi ancaman untuk ikan dan burung laut serta makhluk hidup lain, yang beranggapan jika plastik sebagai makanan.

Ada banyak kegiatan lainnya yang dapat merusak tatanan air, kegiatan kegiatan pabrik yang membuang limbah berbahaya yang dibuang atau meresap ke saluran air. Menciptakan lingkungan yang beracun bagi kehidupan air di sekitar.

Pabrik dan industri pertambangan atau pengeboran turut melakukan pencemaran air.

Polusi Cahaya

Salah satu pencemaran yang kerap jarang orang sadari adalah polusi cahaya. Iya benar, kebanyakan orang-orang pastinya tak dapat menjalani hidup tanpa adanya kenyamanan modern dari lampu listrik. Sebaliknya bagi alam, lampu atau cahayanya telah mengubah mekanisme siang dan malam.

Saya pernah melihat dan mendengar sendiri, suatu saat banyak burung-burung yang bernyanyi dan bersiul, padahal dalam keadaan malam. Burung bernyanyi pada jam-jam yang tak wajar ini akibat adanya cahaya buatan seperti lampu. Banyak penelitian dan para ilmuwan polusi cahaya bisa mempengaruhi jadwal migrasi, karena memungkinkan waktu untuk makan yang lebih lama.

Selain burung, cahaya yang berlebihan juga bisa membingungkan penyu yang baru saja menetas, karena biasanya penyu hanya mengandalkan cahaya bintang yang dipantulkan oleh ombak dalam memandu penyu dari pantai ke laut. Akibatnya karena banyaknya cahaya dari lampu, penyu sering menuju ke arah yang salah.

Pada tumbuhan, dengan adanya cahaya buatan bisa menganggu pola pembungaan dan pertumbuhan tanaman. Pencemaran cahaya atau lampu juga mampu memperburuk kabut asap dengan menghancurkan radikal nitrat yang membantu penyebaran kabut asap.

Selain polusi cahaya tentu ada beragam polusi lainnya, namun yang perlu saya garis bawahi.. Selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.

Dampak Perubahan Iklim Bagi Manusia

Berbicara dampak tentu kita sebagai manusia menjadi salah satu makluk yang paling mudah sekali merasakan dampak dari adanya polusi. Meski penyebab utama polusi adalah ulah dari kegiatan manusia, namun kebanyakan manusia sendiri yang harus merasakan akibat buruknya adanya polusi.

Polusi yang berjalan terus menerus tanpa adanya penanganan, akan membuat peningkatan suhu berjalan secara berkelanjutan. Jika suhu meningkat maka cuaca akan mudah berubah. Hal inilah yang membuat keseimbangan alam semakin terganggu.

Kalau kata orang nih “Semakin banyak aktifitas yang dihasilkan dan bermanfaat maka semakin dapat merusak lingkungan pula”

Jika dilihat dari sejumlah masalah yang sudah terjadi saat ini, ada banyak dampak perubahan iklim bagi manusia. Yang pernah dan rutin kita rasakan mungkin bencana banjir, adanya kekeringan panjang, bencana tanah longsor, kebakaran hutan hebat yang pernah juga saya rasakan dan masih banyak lainnya.

  • Ancaman Kesehatan

Dampak yang pertama tentunya adalah meningkatkan risiko kesehatan yang akan membuat manusia mudah terserang penyakit. Perubahan cuaca yang berkelanjutan akan membuat perubahan cuaca menjadi ekstrem. Cuaca ini sangat memicu jamur, bakteri, parasite dan virus cepat sekali berkembang.

Selain itu juga terjadi kenaikan akan kelaparan dan gizi buruk di lokasi-lokasi di mana orang tidak dapat tumbuh berkembang atau menemukan makanan yang cukup.

  • Volume Suhu Meningkat

Perubahan iklim juga akan membuat peningkatan volume suhu. Sehingga emisi karbondioksida akan semakin meningkat juga. Hal ini akan memberikan dampak kurang bagus ke sejumlah ekosistem disekitar kita. Tentunya perubahan ini akan memberikan dampak kurang bagus untuk kehidupan makluk yang ada di ekosistem tersebut.

Apabila gas rumah kaca terus meningkat, otomatis berdampak dengan suhu permukaan dunia. Berdasarkan informasi PBB, rentang waktu 2011-2020 merupakan dekade dengan rekor terpanas. Sejak tahun 1980-an, pada tiap dekade terus bertambah dan menjadi lebih hangat dari dekade yang sebelumnya.

Hampir semua Kawasan daratan di muka bumi mendapatkan hari-hari yang lebih panas dan gelombang panas. Penyakit-penyakit pun mulai timbul akibat adanya panas yang naik ini dan membuat pekerjaan di luar ruangan lebih menantang karena suhu tinggi.

Di daerah saya, kebakaran hutan dengan gampangnya menyebar lebih cepat saat situasi lebih panas di tambah dengan laham gambut. Sedangkan suhu yang ada dikutub utara terus bertambah hangat dua kali lebih cepat dari rata-rata global.

  • Kekeringan

Perubahan iklim yang terjadi juga mengubah ketersediaan air bersih dan malahan membuatnya semakin sulit diperoleh dibanyak kawasan. Dampak pemanasan global juga malah membuat lokasi yang sebelumnya susah air semakin lebih sulit lagi dan membuat banyak lahan-lahan pertanian kekurangan air. Ini sudah jelas mempengaruhi ekosistem yang ada di dalamnya.

  • Laut Memanas dan terus naik

Tak hanya daratan, laut juga menyerap sebagian besar panas dari pemanasan global yang terjadi. Menurut PBB, tingkat pemanasan yang terjadi di lautan meningkat tajam selama periode dua dekade terakhir di semua kedalaman lautan.

Kondisi lapisan es yang mencair turut menyebabkan permukaan pada air laut naik. Dengan keadaan ini membuat dan mengancam masyarakat yang bertempat tinggal di pesisir dan pulau. Tak hanya itu, laut juga menyerap karbon dioksida yang mana menjaganya dari atmosfer. Namun dengan adanya lebih banyak karbon dioksida mau tak mau membuat lautan lebih asam, yang memberikan ancaman pada kehidupan laut dan terumbu karang.

Pencemaran air laut juga turut memberikan dampak pemanasan global. Dengan banyaknya pembuangan limbah langsung ke laut membuat emisinya berkali-kali lipat jauh lebih buruk.

  • Spesies Banyak Hilang

Dampak perubahan iklim juga turut mempengaruhi spesies yang ada di bumi. Entah di darat ataupun di laut, secara global bumi kehilangan spesies di tingkat 1.000 kali lebih tinggi jika dibandingkan waktu lain yang tercatat dalam sejarah manusia.

Diperkirakan hingga satu juta spesies akan terancam lenyap dalam beberapa dekade ke depan. Ancaman dari perubahan iklim yang terjadi melalui kebakaran hutan, cuaca ekstrem, dan banyaknya serangan hama serta penyaki. Sejumlah spesies akan beradaptasi dan migrasi serta bertahan hidup, namun ada banyak pula yang tidak.

  • Kebutuhan Makanan Tinggi dan Susah di dapat

Dengan adanya perubahan iklim membuat cuaca-cuaca ekstrem timbul dan membuat perkebunan dan pertanian menjadi gagal panen. Mau tak mau angka naiknya kelaparan dan gizi buruk secara global tak dapat dihindari.

Mulai dari perikanan, peternakan hingga tanaman pangan, bisa gagal atau menjadi tidak produktif. Pasokan makanan dari lautpun berkurang karena laut yang tercemar oleh asam, sampah dan limbah.

Baca Juga  Menilik Komitmen RAPP Dalam Berkelanjutan Melalui Bus Listrik Ramah Lingkungan

Sebagai makluk yang mendominasi kehidupan di bumi, peran dan tanggungjawab manusia saat ini memang harus ditingkatkan. Salah satunya adalah meminimkan adanya polusi yang ada disekitar kita dengan menjaga dan melestarikan hutan. Hutan menjadi paru-paru dunia yang menyupai seluruh oksigen disejumlah wilayah.

Peran hutan memang sangat vital apalagi hutan menjadi penyuplai oksigen untuk kehidupan. Perlu sekali adanya penanganan untuk tetap menjaga kelestarian hutan kita. Misalnya untuk menjaga kesetablilan fungsi hutan adalah dengan melarang adanya penebangan hutan secara liar, dan menindak semua oknum yang sudah merusak ekosistem hutan kita.

Bukan hanya itu saja, pembukaan lahan juga harus dihentikan. Jika dibiarkan secara terus menerus, bisa saja wilayah hutan juga akan semakin mengecil. Akibatnya sudah pasti terjadi perubahan iklim dan lingkungan yang akan mengancam kesetabilan kehidupan manusia.

Hutan Sebagai Salah Satu Solusi Untuk Mengatasi Polusi dan Perubahan Iklim

Seperti yang kita tau, pohon dan hutan atau tumbuhan mampu menghilangkan karbon dioksida yang berasal dari atmosfer melalui fotosintesis untuk menjadi karbon, dan kemudian menyimpan karbon di dalam kayu dan tumbuh-tumbuhan. Pohon dan hutan mampu menyerap karbon.

Oleh sebab itu perlindungan hutan dan alam sangat penting dilakukan karena bisa melawan perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan bisa menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat luar biasa.

Pohon juga pada umumnya memiliki kandungan sekitar 20 persen karbon berdasarkan beratnya. Tak hanya itu, biomassa hutan secara total turut berperan sebagai “penyerap karbon

Jika hutan terus berkurang dan semakin sedikit, apalagi hutan tropis dan boreal yang ada di seluruh dunia akan berdampak dengan penyerapan karbon yang berkurang. Dikutip dari greenpeace, dengan setiap hektar hutan yang berkurang, hancur ataupun terdegradasi, kita kehilangan bantuan penting yang diberikan bumi pada kita dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

Kita tinggal di Indonesia harusnya bersyukur karena di tanah air masih mempunyai kawasan hutan tropis yang besar. Meski demikian, hutan di Indonesia banyak terdegradasi yang diakibatkan oleh banyaknya pembalakan liar, kebakaran hutan, perambahan hutan, deforestasi untuk keperluan pembangunan dan penggunaan alih lahan yang telah dilaksanakan secara masif dan tidak melihat situasi prinsip keberlanjutan. Hutan di tanah air menjadi banyak yang rusak dan tidak mampu lagi melakukan fungsinya menyerap karbon dengan baik.

Dengan produksi emisi yang semakin masif turut membuat atmosfer bumi semakin panas plus jumlah hutan yang terus menyusut, mau tak mau mempengaruhi dengan terjadinya perubahan iklim lebih cepat.

Upaya Mengurangi Ancaman Polusi

Upaya Anak Muda untuk Penanganan Perubahan Iklim

Selain itu, upaya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi ancaman polusi di sekitar juga harus semakin digalakkan. Coba deh intropeksi diri, kira kira aktifitas apa yang bisa membantu dunia dari dampak perubahan iklim.

Pada awalnya saya juga bingung mau bagaimana. Buang sampah pada tempatnya, tidak membuang makan sisa dan mencoba antri bbm tanpa menghidupkan kendaraan. Cuma rasanya masih kurang saja.

Saya juga belajar dalam melakukan sustainable living atau gaya hidup ramah lingkungan dengan melakukan pembatasan penggunaan sumber daya bumi pada kehidupan sehari hari. Berusaha menjauhi dan mengurangi penggunaan berbagai produk yang memiliki dampak tidak baik bagi lingkungan.

Sebagai #MudaMudiBumi saya juga mencoba lakukan reduce, reuse dan recycle dengan mengurangi jauh penggunaan barang-barang berbahan plastik. Memilih barang-barang yang bisa saya gunakan kembali dan mencoba lakukan daur ulang barang agar bisa digunakan kembali.

Saya juga banyak melakukan penghematan energi, tidak menggunakan AC dan hemat air plus listrik.

Jika diberikan kebijakan dan memiliki kekuasaan saya akan lakukan beberapa hal ini demi  menjaga lingkungan dari pengaruh polusi dan ini #UntukmuBumiku.

  • Penanaman Hutan melalui restorasi dan penghijauan
Lakukan restorasi dengan menanam pohon

Hutan yang memiliki peran sebagai penjaga kelestarian makluk hidup dan penyuplai udara bagi kita, harus tetap dijaga dengan baik. Gunakan sistem tebang pilih, untuk tetap menjaga agar kawasan hutan tetap mampu meregenerasi semua pohon yang tumbuh disana.

Kemudian adalah mencegah penebangan hutan secara liar. Butuh penanganan hukum bagi oknum yang berbuat nakal dengan menebang hutan seenaknya. Bukan hanya pidana berat saja, oknum perusak hutan juga pantas sekali diberikan denda yang tinggi untuk membuat efek jera.

Dengan melakukan kolaborasi antar pihak #TeamUpForImpact dalam melakukan restorasi tentunya juga berdampak dengan terlindunginya habitat ribuan spesies, bisa menjaga kualitas udara dan air, dan mampu menyediakan pengendalian banjir dan erosi. Restorasi atau penghijauan dan penanaman pohon dilaksanakan dengan kondisi menghormati hak asasi manusia, Masyarakat Adat, dan juga komunitas lokal.

Saya yakin jika ada aturan yang benar-benar dijalankan dan pihak-pihak berwenang betul-betul fight dalam penegakan aturan maka inshaallah semuanya bisa berjalan dengan baik.

Cara sederhana lainnya mungkin bisa melakukan penghijauan di wilayah palign dekat yakni lingkungan rumah dan keluarga mu. Kamu juga bisa mengajak tetangga atau mungkin Pak RT/ RW untuk melakukan kegiatan penghijauan.

Dengan penghijauan yang dilakukan di daerahmu paling tidak bisa membuat kawasanmu lebih adem.

  • Edukasi Dampak Perubahan Iklim Sejak SD

Ya dari Sekolah Dasar (SD) sudah seharusnya kurikulum tentang dampak perubahan iklim diajarkan. Bukan hanya teori namun juga praktik praktik yang bisa disosialisasikan pada siswa-siswi SD. Harapannya tentu saja agar anak-anak tersebut timbul kesadaran dan dapat lebih menghargai alam serta bisa menjaganya.

Sosialisasi dan praktiknya alahkan baiknya jika dibarengi dengan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Metode pengajarannya pun santai dan sederhana, sehingga nantinya bisa dengan mudah dimengerti oleh jangkauan nalar siswa siswi tersebut.

  • Meminimkan Penggunaan Kendaraan
Jumlah Kendaraan Bermotor Terbanyak di Indonesia Menurut Polda (Oktober 2022)

Jiak berandai-andai saya menjadi menteri Industri atau perdagangan saya akan buat kebijakan pengurangan penggunaan kendaraan dengan bahan bakar fosil. Saya akan lebih memilih kendaraan-kendaraan dengan energi ramah dan bisa diperbaharui. Selain itu saya akan berupaya agar untuk mendapatkan kendaraan tidak mudah dengan adanya pajak yang tinggi. Seperti di Singapura misalnya…

Khusus di kota besar, polusi paling banyak diakibatkan oleh pencemaran udara. Sangat wajib sekali dilakukan peraturan tambahan untuk membatasi pengguna kendaraan. Jika dibiarkan, kota akan dipenuhi oleh asap kendaraan. Selain itu, areal pabrik juga harus dipetakan agar polusi yang diakibatkan tidak terus menerus membanjiri kawasan tempat tinggal penduduk.

Untuk teman-teman yang membaca artikel panjang ini, saya mengajak semuanya untuk lebih peduli dan sebarkan informasi mengenai polusi dan dampak perubahan iklim pada kehidupan kita. Agar bumi yang kita tinggali saat ini bisa terus terjaga untuk anak cucu kita nanti. Saya yakin kalau mindset orang-orang sama dan mau melakukan perubahan pastinya ada hal positif yang akan dihasilkan. Kolaborasi bersama demi masa depan yang cerah.

Itulah sejumlah permasalahan yang diakibatkan oleh polusi dan bagaimana langkah terbaik untuk mengatasinya. Jika dibiarkan terlalu lama, polusi akan merusak keseimbangan alam. Jadi alangkah lebih baik kita bisa mengatasi permasalahan ini secepat mungkin.

Sumber:

https://www.livescience.com/22728-pollution-facts.html
https://education.nationalgeographic.org/resource/pollution
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/29/jaga-kelestarian-lingkungan-jadi-cara-utama-anak-muda-tangani-perubahan-iklim
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/22/indonesia-negara-dengan-kualitas-udara-terburuk-di-asia-tenggara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!